Rabu, 28 Februari 2018

Makalah Alat Ekskresi Pada Manusia



Alat Ekskresi Pada Manusia











Kelompok 1
IX - D
Anggota :
Ahmad Fauzi
M.Raihan Naufal F.
Ratna Febrianti
Refi Aolia
Revangga Adhi F.
Salma Afifah P.

Sistem Ekskresi Pada Manusia
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Selain ekskresi, ada juga defekasi dan sekresi. Defekasi adalah pengeluaran zat sisa hasil proses pencernaan berupa feses (tinja) melalui anus. Sedangkan sekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon. Terdapat empat macam alat ekskresi, yaitu kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.
a.     Kulit
Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan garam-garam mineral.
·         Fungsi kulit:
a.       Alat pengeluaran(ekskresi) dalam bentuk keringat.
b.      Pelindung tubuh dari gangguan fisik(sinar, tekanan, dan suhu), gangguan biologis(jamur), dan gangguan kimiawi.
c.       Mengatur suhu badan.
d.      Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
e.       Tempat menyimpan kelebihan lemak.
f.       Sebagai indra peraba.
·         Bagian-bagian kulit:


1.  Epidermis(lapisan kulit ari)
Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Bagian ini terdiri dari dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan tanduk/stratum korneum
Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah mati.
Mudah terkelupas.
Tidak memiliki pembuluh darah dan syaraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan ini mengelupas.
b. Lapisan malpighi
Tersusun dari sel-sel hidup.
Terdapat pigmen yang memberikan warna kulit dan melindungi dari sinar matahari.
Terdapat ujung syaraf.
2.  Dermis(lapisan kulit jangat)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis. Di lapisan ini terdapat bagian-bagian berikut:
Pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit.
Ujung syaraf. Yang terdiri dari korpuskulus pacini(reseptor tekanan), korpuskulus meissner’s(reseptor raba/sentuhan), korpuskulus ruffini(reseptor panas), reseptor rasa nyeri, dan korpuskulus krause(reseptor dingin).
Kelenjar minyak. Menghasilkan minyak yang berfungsi untuk meminyaki rambut dan kulit agar tidak kering.
Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.
3.  Hipodermis
Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi kulit)
Faktor-faktor pemicu keringat:
Peningkatan aktifitas tubuh
peningkatan suhu lingkungan
guncangan emosi
syaraf

Gangguan pada kulit:
1.      Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh anak remaja.
2.      Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit karena tungau(Sarcoptes scabies).
3.      Eksim atau alergi merupakan penyakit kulit karena infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan atau menyentuh kulit.
4.      Biang Keringat adalah kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan tubuh. Ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk di bagian tertentu salah satunya akibat penekanan pada pembuluh darah tertentu(seperti balutan yang terlalu ketat).
5.      Psoriasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh garukan ditandai dengan kulit kemerahan dan disebabkan karena pergantian kulit terlalu cepat.

b.     Ginjal

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji kacang berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut ‘kapsul’.

Fungsi ginjal:
a.       Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah yang dikeluarkan dalam bentuk urin.
b.      Mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
c.       Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh.
d.      Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dengan cara mengeluarkan kelebihan asam atau basa melalui urin.
e.       Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia melalui urine.


Bagian-bagian ginjal:
1.      Korteks(kulit ginjal), terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
2.      Medula(sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut(piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
3.      Rongga ginjal(pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

Proses pembentukan urine dalam bentuk skema:
Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea >>> tubulus kontortus distal(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.

Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1.      Filtrasi(penyaringan)  , terjadi di glomerulus dan terbentuk urine primer yang ditampung oleh simpai baowman.
2.      Reabsorpsi(penyerapan kembali), terjadi di tubuls kontortus proksimal yang menyerap glukosa, air, asam, amino, dan ion-ion organik.
3.      Augmentasi(pengeluaran zat), terjadi  di tubulus kontortus distal dan saluran pengumpulan yang menyerap ion natrium, klor dan urine dan kemudian disalurkan ke rongga ginjal.

Zat-zat yang terkandung dalam urin:
Air. Kurang lebih 95%.
Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
Garam.
Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.
Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:
Jumlah air yang diminum.
Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin berkurang.
Stimulus atau saraf.

Gangguan dan kelainan pada ginjal:
1.      Uremia : Tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
2.      Albuminuria : Urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
3.      Diabetes insipidus : Penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretic (ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya, penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.
4.      Diabetes melitus    terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
5.      Nefritis                  gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus sehingga protein masuk ke dalam urine.
6.      Batu ginjal             adanya endapan garam kalsium di dalam kantong kemih
7.      Gagal ginjal           ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
8.      Hematuria :urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.

c.      Paru-paru

Bagian-bagian dan anatomi paru-paru dalam bahasa Indonesia,Paru-paru juga merupakan salah satu alat ekskresi. Karena paru-paru mengeluarkan gas CO2 dan uap air.

Fungsi paru-paru:

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh.

Gangguan pada paru-paru:
1.     Asma atau sesak nafas. Disebabkan alergi terhadap benda-benda asing yang masuk hidung.
2.     Kanker paru-paru. Disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi yang memengaruhi pertukaran das di paru-paru.
3.     Emfisema adalah penyakit pembengkakan alveolus yang menyebabkan saluran pernafasan menyempit.
4.     Paru-paruSelain berfungsi sebagai organ terpenting dalam sistem pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai salah satu alat eksresi pada manusia. Zat sisa yang harus dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida dan uap air. Udara yang hidirup oleh dan uap air dikeluarkan oleh hidung kembali. Proses pengikatan oksigen dan pelepasan karbondioksida oleh darah terjadi di dalam alveolus. Alveolus adalah bagian dari paru-paru yang berupa gelembung-gelembung kecil.

d.     Hati
Hati adalah salah satu organ vital pada manusia. Letak hati berada di kanan atas rongga perut, di bawah diafragma. Hati merupakan kelenjar terbesar dan organ dalam terbesar pada manusia dengan berat sekitar 2 kg (pada orang dewasa) dan berwarna merah tua. Hati juga disebut liver atau hepar. Dalam sistem ekskresi pada manusia, hati berperan sebagai alat pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Hati merupakan bagian penting dalam sistem hidung hanya oksigennya saja yang diambil paru-paru untuk darah, sedangkan residu berupa karbondioksida pencernaan. Fungsi hati yang berhubungan dengan sistem ekskresi adalah mengeluarkan getah empedu dan urea. Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berguna sehingga harus diekskresikan. Zat itu diserap oleh darah dan akan keluar melalui proses penyaringan darah di dalam ginjal. Itulah yang membuat urin seringkali berwarna. Selain itu, zat warna empedu ini juga mewarnai feses.

Hati Manusia

Gambar kiri adalah tampak depan hati dan gambar kanan adalah tampak belakang hati. Hati terdiri dari dua bagian utama yaitu lobus kiri dan lobus kiri. Namun, jika dilihat lebih lanjut, hati sebenarnya dibagi menjadi empat bagian dengan tambahan lobus kaudatus dan lobus quadratus. Kedua lobus tersebut tersembunyi di belakang hati. Di dalam lobus terdapat banyak sel yang mengandung beberapa enzim. Setiap sel dipisahkan oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah yang memenuhi hati. Di hati juga terdapat kantung empedu yang berfungsi untuk menyimpan empedu.
Secara histologi, studi tentang anatomi mikroskopik menunjukkan dua tipe sel hati yaitu sel parenkimal dan sel non-parenkimal. 80% dari volume hati terdiri dari sel parenkimal yang sering disebut hepatosit. Sel non-parenkimal mengisi 40% dari total jumlah sel hati namun hanya menempati 6,5% volume hati.
Hepatosit tersusun tidak beraturan dan bercabang-cabang. Di antara sel-sel hepatosit tersebut terdapat ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid yang diteruskan ke aliran darah. Sinusoid tersebut terdiri dari sel fagosit dan sel kupffer yang berfungsi untuk merombak sel darah merah dan menghasilkan empedu. Sinusoid tersebut terhubung langsung dengan vena pusat.
Fungsi Hati dalam Sistem Ekskresi pada Manusia
1.      Menghasilkan getah empedu. Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu ini memiliki manfaat dalam sistem pencernaan pada manusia yaitu untuk mengemulsi lemak. Kemudian getah empedu ini keluar bersama dengan urine dan feses. Zat warna empedu inilah yang membuat feses dan urine kekuningan.
2.      Menghasilkan urea dan amonia. Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sedangkan amonia   akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

Cara Kerja Hati yang Berkaitan dengan Sistem Ekskresi pada Manusia
1.      Proses Pembentukan Getah Empedu
Getah empedu merupakan hasil dari perombakan hemoglobin sel darah merah (eritrosit) yang telah tua. Proses pembentukan getah empedu terjadi di dalam sinusoid yang banyak terdapat di dalam hati. Pertama-tama, hemoglobin dirombak menjadi hemin (kristal), zat besi (Fe), dan globin. Zat besi dan globin disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk membentuk antibodi atau hemoglobin baru. Sedangkan hemin dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Kedua zat tersebut kemudian menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.
2.      Proses Pembentukan Urea dan Amonia
Urea terbentuk ketika sel tubuh kelebihan asam amino sehingga mengalami deaminasi. Dalam proses deaminasi, gugus amin (-NH) dipindahkan dari asam amino. Proses ini menghasilkan amonia yang beracun.
Di mitokondria terjadi reaksi pembentukan sitrulin. Amonia  (NH4+) beraksi dengan CO2, ATP, dan ADP sehingga menghasilkan karbomoil fosfat (CP). CP bereaksi dengan ornitin dan menghasilkan sitrulin. Sitrulin akan dibawa ke sitosol dan bereaksi dengan aspartat. Kemudian hasil reaksi tersebut pecah menjadi arginin (salah satu asam amino esensial) dan fumarat.
Hati dengan bantuan enzim arginase dan air akan mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia dan membawanya ke dalam empedu atau dibawa keluar bersamaan dengan urin.

 Penyakit pada Hati yang Berkaitan dengan Sistem Ekskresi
1.      Alagille’s Syndrome
Alaggille’s Syndrome adalah suatu kondisi dimana saluran empedu menyempit dan memburuk. Pada umumnya penderita adalah bayi baru lahir.
2.      Biliary Atresia
Biliary atresia adalah kondisi dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke usus halus terlalu sempit atau bahkan tidak ada sama sekali.



1 komentar:

  1. Play Live Dealer Blackjack - Jeopardy! Casino - Missouri
    Live Blackjack 삼척 출장샵 is 여수 출장안마 an exciting game 서귀포 출장샵 of chance for players 광양 출장안마 from 경기도 출장안마 around the world to play with friends and real dealers from around the world!

    BalasHapus

Cerita Pendek

KEBOHONGAN Pada suatu hari, aku mempunyai 4 orang sahabat yang bernama Annisa, Tiara, Siti dan Ria. Sudah 2 tahun kita bersahabat, ...